Senin, 31 Agustus 2015
10 AMAL HARIAN PENYUBUR IMAN
1) Dzikir Pagi Sore
"Dan sebutlah (nama) Rabb -mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."(Q.S. Al-A'raf : 205)
2) Rutin Shalat Dhuha
"Pada pagi hari setiap persendian kalian diwajibkan sedekah, setiap ucapan tasbih itu bernilai satu sedekah, setiap kalimat tahmid itu bernilai satu sedekah, satu ucapan tahlil bernilai satu sedekah, satu ucapan takbir bernilai satu sedekah. memerintah yang ma'ruf satu sedekah, mencegah yang mungkar satu sedekah. Dan semua itu bisa diganti dengan dua raka'at shalat dhuha."(HR. Muslim)
3) Shalat Jamaah Tepat Waktu
"Kalau saja manusia tahu pahala panggilan shalat dan shaf awal, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya selain harus dengan mengundi, pasti mereka akan mengundi,"(H.R Muslim)
4) Menjaga Shalat Rawatib
"Tidaklah seorang hamba melakukan shalat sunnah dengan ikhlas lillahi ta'ala setiap hari sebanyak 12 rakaat, melainkan pasti Allah akan membangunkan rumah di jannah."(H.R.Muslim)
5) Qira'ah Al-Qur'an 1 juz
"Bacalah al Qur'an karena sesungguhnya al qur'an akan datang sebagai pemberi syafaat bagi sahabatnya (orang yang rajin qira'ah qur'an)." (H.R. Muslim)
6) Berusaha Dalam Kondisi Suci
"Sesiapa yang berwudhu' dan membaguskan wudhu'nya, kesalahan-kesalahannya akan keluar dari jasadnya, bahkan sampai keluar dari ujung-ujung kukunya." (H.R. Muslim)
7) Sedekah Harian
"Seorang lelaki datang menemui rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan bertanya,"Wahairasulullah, sedekah apa yang paling utama?" Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab,"Bersedekahlah saat kau dalam kondisi sehat,kikir, takut miskin, dan sedang berharap menjadi kaya, tidak menunda sampai nyawa sampai di tenggorokan baru kau berkata,"Aku sedekahkan ini untuk si fulan segini," padahal itu sudah menjadi bagian si fulan(ahli warisnya) (H.R. Bukhari)
8) Membaca Buku / Senantiasa Menuntut Ilmu
"Katakanlah(wahai Muhammad) adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"(Q.S. Az-Zummar)
9) Senantiasa Istighfar
"Demi Allah, aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari."(H.R.Muslim)
10) Witir Sebelum Tidur
"Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata,"Kekasihku (rasulullah shalallahu alaihi wasalla) mewasiatkan padaku agar melaksanakan shaum tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha dan shalat witir sebelum tidur."(muttafaq alaih)
=========================
Sabtu, 29 Agustus 2015
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS. Al Anfal: 2).
Silahkan "Bagikan" jika Video ini bermanfaat
======================
======================
Jumat, 28 Agustus 2015
PERILAKU ANAK, HANYALAH REAKSI PERLAKUAN ORANG TUANYA.
JIKA anak hidup dengan kritik, ia belajar untuk mengutuk.
Jika anak hidup dengan permusuhan, ia belajar untuk melawan.
Jika anak hidup dengan ejekan, ia belajar menjadi pemalu.
Jika seorang anak belajar untuk merasa malu, ia belajar merasa bersalah.
Jika anak hidup dengan toleransi, ia belajar untuk bersabar.
Jika anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak hidup dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak hidup dengan keadilan, ia belajar untuk bijak.
Jika anak hidup dengan keamanan, ia belajar untuk memiliki iman.
Jika anak hidup dengan persetujuan, ia belajar menyukai dirinya sendiri.
Jika anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta di dunia.
Anak-anak lupa kata-kata … tapi mengikuti jejak.
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim).
Mari ayah-bunda kita berkaca diri, apakah ahlaq kita sudah baik di mata anak kita, orang tua, saudara, teman, sahabat bahkan dengan non-muslim pun. Kenali diri kita, apa yang membuat orang lain tidak nyaman kepada kita. Jangan memaksa orang lain untuk berubah, kita lah yang harus mencoba untuk memperbaiki ahlak kita. Agar terwujud Islam yang Rahmatan Lil Alaamiin.
Kamis, 27 Agustus 2015
Pesan Bapak Untuk Anaknya di Facebook
:: Pesan Bapak Untuk Anaknya di Facebook ::
Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook. Pertama kali yang dia cek adalah inbox. Hari ini terlihat sesuatu yang tidak dia perdulikan selama ini. Bagian ‘OTHER’ di inboxnya, ada dua pesan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua, dia membukanya. Ternyata ada pesan dari 5 bulan yang lalu.
Dan INILAH PESANYA :
“Assalamuallaikum"
"Ini kali pertama Abah mencoba menggunakan Facebook. Abah coba tambah kamu sebagai teman tapi tidak bisa. Abah juga tidak terlalu paham benda ini ?, Abah coba kirim pesan ini kepada kamu. Maaf, Abah tidak pandai mengetik. Ini pun kawan Abah yang mengajarkan.." ,
"Nak ingatkah saat pertama kali kamu punya HP? Saat itu kamu kelas 4 MI. Abah kasian semua anak-anak sekarang punya HP. Jadi, abah hadiahkan pada kamu satu. Dengan harapan kamu akan telpon abah kalau kamu mau cerita tentang masalah asrama, sekolah atau apa apa saja, Tapi, kamu hanya telpon Abah seminggu sekali. Tanya tentang uang makan dan jajan. Abah berpikir juga, isi ulang pulsa 100 ribu tapi telpon abah tidak sampai 5 menit. Sudah habiskah pulsanya ?"
"Saat kamu kecil dulu, Abah masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik panggil, ‘Abah, abah, abah’. Abah Bahagia sekali anak lelaki abah panggil abah. Panggil Umi. Abah senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang abah ucapkan di umur kamu 4 atau 5 tahun, Tapi, percayalah. Abah dan Umi bicara dengan kamu banyak sekali. Kamulah penghibur kami di saat kami berduka. Walaupun hanya dengan gelak tawamu."
"Saat kamu masuk MI. Abah ingat kamu selalu bercerita saat Abah ketika membonceng motor dengan Abah setiap pergi dan pulang sekolah. Banyak yang kamu ceritakan pada Abah, tentang ibu guru, sekolah, teman-teman" , tahukah kamu saat kau ceritau itu, Abah jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah, Ketika kamu masuk MTs. Kamu mulai punya kawan-kawan baru. Kamu pulang dari sekolah, kamu langsung masuk kamar.
Kamu keluar pas waktu makan saja. Kamu keluar rumah dengan kawan-kawanmu."
Kamu keluar pas waktu makan saja. Kamu keluar rumah dengan kawan-kawanmu."
"Kamu mulai jarang bercerita dengan abah. Kamu pandai... Akhirnya masuk asrama di Aliyah. Di asrama, jarak antara kita makin jauh, Abah paham naluri remaja. Abah pun pernah muda. Akhirnya,dan Abah tahu kalau ternyata kamu menyukai seorang gadis."
"Ketika masuk kuliah, sikap kamu sama saja dengan ketika di Aliyah. Jarang hubungi kami. Sewaktu pulang liburan, kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu, dengan dunia kamu, Abah bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan istimewa itu lebih penting dari Abah dan Umi ? Adakah Abah dan Umi cuma diperlukan saat kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?"
"Akhirnya, kamu jarang berbicara dengan Abah lagi. Kalau pun bicara, dengan jari-jemari. Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu HARI RAYA. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, kamu tak cuti kemari lagi."
"Malam ini, Abah sebenarnya rindu sekali pada kamu. Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma Abah sudah terlalu tua. Abah sudah di penghujung usia 60 an. Kekuatan Abah tidak sekuat dulu lagi."
"Abah tidak minta banyak… Kadang-kadang, Abah cuma mau kamu berada di sisi Abah. Berbicara tentang hidup kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu. Menangis pada Abah. Mengadu pada Abah. Bercerita pada Abah seperti saat kamu kecil dulu."
"Maafkan abah atas curhat abah ini. Jagalah solat. Jagalah hati. Jagalah iman. Mungkin kamu tidak punya waktu berbicara dengan Abah. Namun, jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan Allah. Jangan letakkan cinta di hati pada seseorang melebihi cinta kepada Allah. Mungkin kamu mengabaikan Abah. Namun jangan kamu mengabaikan Allah."
"Maafkan Abah atas segalanya.”
Saudaraku, hargailah orang tua ketika mereka masih hidup... kadang kala kita terlalu sibuk bekerja, sekolah, kuliah, bahkan berpacaran, bertunangan, mengejar-ngejar lawan jenis yang kita sukai. Sampai kita lupa akan dia yang telah membesarkan kita. Memberi kita pendidikan untuk bekerja. Mengajari cara berjalan agar kita bisa hidup seperti kita melupakan orang tua kita..
"Bantu LIKE dan SHARE cerita ini semoga bermanfaat
Rabu, 26 Agustus 2015
7 Cara Mengajak si Kecil Shalat di Masjid
Terkadang kita kerap merasa terganggu oleh tangis si kecil atau keributannya saat sedang berusaha untuk beribadah dengan khusyuk di masjid saat shalat Jumat, atau saat-saat kesempatan lain, seperti di hari-hari besar umat Islam. Tentu saja tidak ada larangan untuk membawa anak membiasakan melakukan ibadah di masjid. Hanya saja anak perlu dibiasakan sejak kecil untuk beribadah ke masjid tanpa mengganggu lingkungannya yang sedang melakukan ibadah.
Untuk membiasakan anak melakukan ibadah di masjid, antara lain:
1. Untuk anak batita, biasakan ia berada di tengah orang dewasa yang tengah melakukan shalat secara berjamaah. Terkadang yang membuat mereka mendadak rewel adalah rasa ditinggalkan saat semua sibuk melakukan shalat, sedangkan tidak ada yang memperhatikannya. Dengan membiasakan ia ‘ditinggal’ sebentar untuk melakukan shalat berjamaah di rumah misalnya, akan membuatnya terbiasa dengan keadaan ini saat berada di tempat ibadah.
2. Sekali-sekali ajaklah ia ke masjid, walaupun Anda tidak ikut shalat berjamaah. Hanya membiasakan si kecil berada di lingkungan yang terasa asing baginya. Beri penjelasan apa yang biasa dilakukan orang saat di masjid. Dan biarkan saja jika ia terlihat ingin mengikuti orang melakukan shalat.
3. Sebelumnya Anda juga dapat membeli buku cerita bergambar, atau ceritakan saja sesuai dengan kemampuannya mencerna tentang suasana masjid, dan apa saja yang biasa orang lakukan di masjid, juga apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di masjid. Tekankan bahwa masjid adalah tempat ibadah, dan orang membutuhkan tempat yang tenang jika beribadah.
4. Jika saatnya tiba, Anda dapat mendadani si kecil dengan pakaian yang pantas, namun nyaman dan tidak panas. Pakaian yang berlapis-lapis akan membuatnya gerah, sehingga jangan heran jika anak menjadi rewel saat berada di masjid. Jika perlu sediakan pakaian seperti yang Anda kenakan, misalnya baju koko yang serupa, atau peci yang sama, sehingga ia akan bangga mengenakannya bersama Anda.
5. Untuk anak batita dan balita, perlu juga Anda bawakan buku cerita atau mainan yang dapat membuatnya sibuk saat Anda harus melakukan ibadah, atau mendengarkan ceramah dengan waktu yang agak panjang.
6. Jika perilaku si kecil tidak sesuai dengan harapan Anda, maklumi saja. Beri peringatan dengan cara yang tegas namun penuh kasih sayang. Misalnya saat anak berteriak atau menangis. Jangan segan-segan untuk berulang kali mengingatkan mereka bahwa masjid adalah tempat dimana orang membutuhkan ketenangan untuk beribadah, sehingga biasakan mereka untuk tidak berbicara keras, mengobrol, bercanda maupun berteriak-teriak di tempat ini. Tentu saja sebelumnya Anda juga harus memberi contoh yang sama.
7. Ingat bahwa pengalaman di awal usia anak saat berada di tempat ibadah ini mempengaruhi seluruh kesannya terhadap tempat ini, dan lebih luas lagi terhadap agama yang dianutnya. Jika kita terbiasa menakut-nakutinya dengan hal-hal yang menyeramkan, seperti setan, neraka, dosa dan sebagainya di tempat ini, maka si kecil akan menangkap pesan bahwa berada di masjid menakutkan, sehingga bisa jadi ia akan memiliki kesan yang negatif terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Namun kalau Anda memperkenalkan tempat ibadah sebagai sesuatu yang nyaman dan memberikan ketenangan, maka ia pun akan memiliki kesan yang serupa.
Namun kalau Anda memperkenalkan tempat ibadah sebagai sesuatu yang nyaman dan memberikan ketenangan, maka ia pun akan memiliki kesan yang serupa.
Bantu "LIKE" dan "Share" artikel ini ya... ayah/bunda agar anak, adik, saudara kita memahami mudah mengajak si kecil untuk shalat di masjid
Senin, 24 Agustus 2015
Ibu Yang Kami Sayangi
Ibu Yang Kami Sayangi
By : KRESYAGINA
Bantu "LIKE" dan "Share" kutipan dari sahabat kami ya bunda
Melihatmu menangis sungguh membuat hatiku haru biru, manakala engkau ceritakan keluh kesahmu diiringi air matamu sungguh menyayat hatiku, engkau menangis bukan karena engkau sedih dan tak menerima nasib kehidupan yang menimpamu, tapi engkau menangis karena engkau takut anak-anakmu kelak mengalami hal pahit sepertimu..
Wahai Ibu yang aku muliakan, berhentilah menangis, insyaallah anak-anakmu kelak akan lebih baik dari yang engkau pintakan, karenamu ibu aku bisa belajar banyak tentang kehidupan, biarlah orang lain diluar sana mengandai-andai tentang keburukanmu dimasa lampau atau tentang kehidupanmu yang dari dulu tak kunjung mengalami perubahan yang menyenangkan, tapi insyaallah dengan ijin-Nya anak-anakmu akan mengangkat derajatmu yang mereka hinakan, yang mereka susahkan, yang mereka kucilkan,
Bagi kami Ibu adalah sosok penyabar yang patut kami teladani, yang bekerja keras demi kami putra putrimu, biarlah semua yang dialamimu adalah pelajaran dan pengalaman berharga bagi putra-putrimu. Suatu saat nanti orang-orang yang menghinamu, yang menganggapmu tak berarti akan sadar dan pahami tentangmu ibu, Jangan menangis lagi ibu, kami semua sayang padamu, biarlah ini semua menjadi ujian buat kita agar selalu Allah berkahi & rahmati. Aamiin..
Melihatmu menangis sungguh membuat hatiku haru biru, manakala engkau ceritakan keluh kesahmu diiringi air matamu sungguh menyayat hatiku, engkau menangis bukan karena engkau sedih dan tak menerima nasib kehidupan yang menimpamu, tapi engkau menangis karena engkau takut anak-anakmu kelak mengalami hal pahit sepertimu..
Wahai Ibu yang aku muliakan, berhentilah menangis, insyaallah anak-anakmu kelak akan lebih baik dari yang engkau pintakan, karenamu ibu aku bisa belajar banyak tentang kehidupan, biarlah orang lain diluar sana mengandai-andai tentang keburukanmu dimasa lampau atau tentang kehidupanmu yang dari dulu tak kunjung mengalami perubahan yang menyenangkan, tapi insyaallah dengan ijin-Nya anak-anakmu akan mengangkat derajatmu yang mereka hinakan, yang mereka susahkan, yang mereka kucilkan,
Bagi kami Ibu adalah sosok penyabar yang patut kami teladani, yang bekerja keras demi kami putra putrimu, biarlah semua yang dialamimu adalah pelajaran dan pengalaman berharga bagi putra-putrimu. Suatu saat nanti orang-orang yang menghinamu, yang menganggapmu tak berarti akan sadar dan pahami tentangmu ibu, Jangan menangis lagi ibu, kami semua sayang padamu, biarlah ini semua menjadi ujian buat kita agar selalu Allah berkahi & rahmati. Aamiin..
Kamis, 20 Agustus 2015
Manfaat membaca surat Al-Kahfi
"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
Share/bagikan nasihat ini yuk Ayah-Bunda untuk keberkahan bersama
Jumat, 14 Agustus 2015
DOA KETIKA TURUN HUJAN
DOA KETIKA TURUN HUJAN
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'A
Artinya: Ya Allah, ( jadikan hujan ini ) hujan yang membawa manfaat (kebaikan)
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'A
Artinya: Ya Allah, ( jadikan hujan ini ) hujan yang membawa manfaat (kebaikan)
Kamis, 13 Agustus 2015
PERAN AYAH DALAM PERKEMBANGAN ANAK
PERAN AYAH DALAM PERKEMBANGAN ANAK
Seberapa pentingkah peran ayah dalam perkembangan anaknya?
Pada era lampau, tokoh ayah dipandang sebagai tokoh patriarki yang memiliki otoritas penuh terhadap keluarganya. Ayah juga dipandang sebagai guru moral dalam keluarga, yang bertanggung jawab memastikan anak-anaknya tumbuh dengan nilai-nilai moral yang sesuai. Dalam era industri, terjadi perpindahan nilai peran ayah yang tadinya sebagai tokoh moral menjadi pencari nafkah atau tulang punggung ekonomi keluarga. Di sisi lain, para ahli sosial juga mengangkat potret figur ayah sebagai role model kejantanan (maskulinitas) bagi anak-anaknya. Kemudian pada abad 20 di mana pandangan-pandangan feminis muncul yang menolak stereotipe peran laki-laki dan perempuan, membuat peran ayah dalam keluarga semakin besar, ikut terlibat membesarkan anak.
Perubahan pandangan peran ayah dari era lampau sampai dengan saat ini, menjadi jelas bahwa ayah memiliki peran yang universal baik dalam keluarga maupun di mata anak-anaknya. Anak-anak mengenali ayah mereka dalam berbagai perannya sebagai teman, caregiver, pelindung, teladan, panduan moral, guru dan pencari nafkah. Pandangan-pandangan sempit yang melihat peran ayah dalam perkembangan anaknya sebagai role model kejantanan atau pencari nafkah sebaiknya dibuang jauh-jauh karena tidak benar adanya. Ayah justru memainkan peranan yang jauh lebih besar dalam perkembangan anak-anaknya.
Sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1940 – 1970 menunjukkan hasil yang mengejutkan bahwa tidak ada hubungan yang konsisten antara perilaku maskulin pada ayah dengan perilaku maskulin pada anak. Justru sebuah studi lanjutan terhadap hasil penelitian tersebut menunjukkan kualitas hubungan ayah-anak lebih penting daripada menekankan peran maskulinitas seorang ayah. Seorang anak laki-laki secara otomatis akan menyesuaikan standar peran seksual dari masyarakat ketika ia memiliki hubungan yang hangat dengan ayahnya. Penelitian lain mengenai peran ayah dalam perkembangan anak juga menunjukkan anak-anak yang memiliki figur ayah yang terlibat aktif dengan mereka, cenderung menunjukkan kualitas karakter yang kritis, memiliki kemampuan berpikir yang baik, empati, terbuka dan memiliki lokus kontrol internal1 yang lebih dominan.
Dengan demikian, jawaban pertanyaan di atas jelas bahwa peran ayah dalam perkembangan anak sungguh penting dan besar. Seorang ayah bukan hanya terbatas sebagai pencari nafkah atau role model maskulin, melainkan ia harus mampu membangun kualitas hubungan yang baik dengan anak-anaknya. Ha l tersebut dapat dilakukan dengan membangun komunikasi dengan cara menanyakan hari-harinya di sekolah, teman-temannya, berdiskusi tentang hal-hal yang menarik baginya atau kejadian hari-hari, melakukan hobi bersama dan mungkin membantunya mengerjakan tugas sekolahnya, serta membacakan cerita sebelum tidur. Selamat mencoba menjadi ayah yang baik.
1. Locus of control (LOC) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter 1966). Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan pada saat melakukan pekerjaannya.
---------------------------------------------------------------
Share/Bagikan agar nasihat ini lebih luas jangkauan manfaatnya.
Seberapa pentingkah peran ayah dalam perkembangan anaknya?
Pada era lampau, tokoh ayah dipandang sebagai tokoh patriarki yang memiliki otoritas penuh terhadap keluarganya. Ayah juga dipandang sebagai guru moral dalam keluarga, yang bertanggung jawab memastikan anak-anaknya tumbuh dengan nilai-nilai moral yang sesuai. Dalam era industri, terjadi perpindahan nilai peran ayah yang tadinya sebagai tokoh moral menjadi pencari nafkah atau tulang punggung ekonomi keluarga. Di sisi lain, para ahli sosial juga mengangkat potret figur ayah sebagai role model kejantanan (maskulinitas) bagi anak-anaknya. Kemudian pada abad 20 di mana pandangan-pandangan feminis muncul yang menolak stereotipe peran laki-laki dan perempuan, membuat peran ayah dalam keluarga semakin besar, ikut terlibat membesarkan anak.
Perubahan pandangan peran ayah dari era lampau sampai dengan saat ini, menjadi jelas bahwa ayah memiliki peran yang universal baik dalam keluarga maupun di mata anak-anaknya. Anak-anak mengenali ayah mereka dalam berbagai perannya sebagai teman, caregiver, pelindung, teladan, panduan moral, guru dan pencari nafkah. Pandangan-pandangan sempit yang melihat peran ayah dalam perkembangan anaknya sebagai role model kejantanan atau pencari nafkah sebaiknya dibuang jauh-jauh karena tidak benar adanya. Ayah justru memainkan peranan yang jauh lebih besar dalam perkembangan anak-anaknya.
Sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1940 – 1970 menunjukkan hasil yang mengejutkan bahwa tidak ada hubungan yang konsisten antara perilaku maskulin pada ayah dengan perilaku maskulin pada anak. Justru sebuah studi lanjutan terhadap hasil penelitian tersebut menunjukkan kualitas hubungan ayah-anak lebih penting daripada menekankan peran maskulinitas seorang ayah. Seorang anak laki-laki secara otomatis akan menyesuaikan standar peran seksual dari masyarakat ketika ia memiliki hubungan yang hangat dengan ayahnya. Penelitian lain mengenai peran ayah dalam perkembangan anak juga menunjukkan anak-anak yang memiliki figur ayah yang terlibat aktif dengan mereka, cenderung menunjukkan kualitas karakter yang kritis, memiliki kemampuan berpikir yang baik, empati, terbuka dan memiliki lokus kontrol internal1 yang lebih dominan.
Dengan demikian, jawaban pertanyaan di atas jelas bahwa peran ayah dalam perkembangan anak sungguh penting dan besar. Seorang ayah bukan hanya terbatas sebagai pencari nafkah atau role model maskulin, melainkan ia harus mampu membangun kualitas hubungan yang baik dengan anak-anaknya. Ha l tersebut dapat dilakukan dengan membangun komunikasi dengan cara menanyakan hari-harinya di sekolah, teman-temannya, berdiskusi tentang hal-hal yang menarik baginya atau kejadian hari-hari, melakukan hobi bersama dan mungkin membantunya mengerjakan tugas sekolahnya, serta membacakan cerita sebelum tidur. Selamat mencoba menjadi ayah yang baik.
1. Locus of control (LOC) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter 1966). Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan pada saat melakukan pekerjaannya.
---------------------------------------------------------------
Share/Bagikan agar nasihat ini lebih luas jangkauan manfaatnya.
Rabu, 12 Agustus 2015
Bukti Kesempurnaan Agama Islam
Agama Islam agama yang paling sempurna dalam segala hal. Di antara bukti kesempurnaan agama Islam dan rahmatnya bagi alam semesta, syariatnya menganjurkan kepada umatnya agar bekerja dan berbisnis dengan jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Karena tiada suatu perkara pun yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya melainkan perkara tersebut akan mendatangkan bencana dan mudharat bagi para pelakunya.
“Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad di dalam Al-Musnad no.16628)
Share/Bagikan agar nasihat ini makin bermanfaat
6 Alasan Anak-anak Berhak Diajarkan Mencintai Rasulullah SAW
6 Alasan Anak-anak Berhak Diajarkan Mencintai Rasulullah SAW
Sebagai orang tua sekaligus pendidik kita memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak, salah satu tanggung jawab kita adalah menanamkan kepada anak-anak kita rasa cinta atas Rasulullah SAW. Setidaknya ada 6 alasan mengapa anak-anak kita berhak untuk diajarkan mengenai rasa cinta kepada baginda Rasulullah SAW:
1.Masa kanak-kanak di usia awal merupakan masa yang paling penting dalam membangun kepribadian seseorang manusia. Jika kita ingin mendidik generasi baru muslim dengan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya, kita harus memulainya semenjak dini. Saat hasrat mencari ridho bunda dan ayahnya dan kepatuhan kepada mereka mulai tumbuh, maka prosesnya akan menjadi lebih mulus dan mudah.
2.Anak yang sudah terbiasa mencintai Rasullah SAW semenjak kecil, maka rasa itu akan semakin mudah diterimanya setelah besar. Kebiasaan anak terhadap sesuatu di masa pertumbuhan, akan menjadikan dirinya berperilaku dengannya, pun sebaliknya. Karena itu, jika rasa cinta kepada Rasulullah SAW tidak dibiasakan sejak kecil, maka pengajarannya pun akan semakin sulit seiring dengan bertambah usia anak tersebut.
3.Jikalau anak-anak tidak mencintai Rasulullah SAW, sekali kali mereka tidak akan menjadikannya sebagai suri tauladan meskipun orangtuanya begitu keras mengarahkannya.
4.Rasa cinta anak kepada Rasulullah SAW akan memberikan manfaat yang sangat baik, keberkahan dan taufik dalam segala sisi kehidupan. Bukankah hal itu yang menjadi dambaan setiap orang tua muslim di dunia ini?
5.Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yang artinya:“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. Ali-Imran: 31)
Oleh karena itu, kecintaan kepada Rasulullah SAW akan menghasilkan kecintaan Allah di dunia dan pengampunan-Nya di akhirat.
“Kalian semua akan masuk surge kecuali orang-orang yang enggan.” Para sahabat pun bertanya, “Siapakah orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang ytang taat kepadaku akan masuk surga sedangkan orang yang tidak mengikuti perintahku, itulah orang yang enggan.”
6.Seperti yang bersama kita ketahui anak merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada kita para orang tua. Karenanya, pada hari kiamat nanti Allah terlebih dulu akan meminta pertanggung jawaban orang tua terhadap anaknya sebelum tanggung jawab anak kepada orang tuanya.
Referensi: Pendidikan Cinta untuk Anak, karya DR. Amani Ar-Ramadi
Sebagai orang tua sekaligus pendidik kita memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak, salah satu tanggung jawab kita adalah menanamkan kepada anak-anak kita rasa cinta atas Rasulullah SAW. Setidaknya ada 6 alasan mengapa anak-anak kita berhak untuk diajarkan mengenai rasa cinta kepada baginda Rasulullah SAW:
1.Masa kanak-kanak di usia awal merupakan masa yang paling penting dalam membangun kepribadian seseorang manusia. Jika kita ingin mendidik generasi baru muslim dengan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya, kita harus memulainya semenjak dini. Saat hasrat mencari ridho bunda dan ayahnya dan kepatuhan kepada mereka mulai tumbuh, maka prosesnya akan menjadi lebih mulus dan mudah.
2.Anak yang sudah terbiasa mencintai Rasullah SAW semenjak kecil, maka rasa itu akan semakin mudah diterimanya setelah besar. Kebiasaan anak terhadap sesuatu di masa pertumbuhan, akan menjadikan dirinya berperilaku dengannya, pun sebaliknya. Karena itu, jika rasa cinta kepada Rasulullah SAW tidak dibiasakan sejak kecil, maka pengajarannya pun akan semakin sulit seiring dengan bertambah usia anak tersebut.
3.Jikalau anak-anak tidak mencintai Rasulullah SAW, sekali kali mereka tidak akan menjadikannya sebagai suri tauladan meskipun orangtuanya begitu keras mengarahkannya.
4.Rasa cinta anak kepada Rasulullah SAW akan memberikan manfaat yang sangat baik, keberkahan dan taufik dalam segala sisi kehidupan. Bukankah hal itu yang menjadi dambaan setiap orang tua muslim di dunia ini?
5.Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yang artinya:“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. Ali-Imran: 31)
Oleh karena itu, kecintaan kepada Rasulullah SAW akan menghasilkan kecintaan Allah di dunia dan pengampunan-Nya di akhirat.
“Kalian semua akan masuk surge kecuali orang-orang yang enggan.” Para sahabat pun bertanya, “Siapakah orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang ytang taat kepadaku akan masuk surga sedangkan orang yang tidak mengikuti perintahku, itulah orang yang enggan.”
6.Seperti yang bersama kita ketahui anak merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada kita para orang tua. Karenanya, pada hari kiamat nanti Allah terlebih dulu akan meminta pertanggung jawaban orang tua terhadap anaknya sebelum tanggung jawab anak kepada orang tuanya.
Referensi: Pendidikan Cinta untuk Anak, karya DR. Amani Ar-Ramadi
Selasa, 11 Agustus 2015
Hargailah Waktu Yang Anda Miliki
Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda uang sejumlah Rp. 86.400,- setiap paginya.
Semua uang itu dapat anda gunakan (tidak lebih).
Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari.
Coba tebak,
Apa yang akan anda lakukan?
Tentu saja menghabiskan semua uang pinjaman itu kan...
Siapapun dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU.
Setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik.
Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik.
Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada anda.
Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.
Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk anda.
Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa.
Jika anda tidak menggunakannya, maka kerugian akan menimpa anda.
Anda tidak bisa menariknya kembali.
Juga, anda tidak bisa meminta “Uang Muka” untuk keesokan hari.
Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini.
Maka dari itu investasikanlah dengan baik menurut kehendak Allah
Jam terus berdetak,
Gunakan waktu anda sebaik-baiknya.
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal kelas.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.
Hargailah waktu yang anda miliki.
Semoga bermanfaat dan mari ingatkan sesama..
Semua uang itu dapat anda gunakan (tidak lebih).
Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari.
Coba tebak,
Apa yang akan anda lakukan?
Tentu saja menghabiskan semua uang pinjaman itu kan...
Siapapun dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU.
Setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik.
Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik.
Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada anda.
Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.
Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk anda.
Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa.
Jika anda tidak menggunakannya, maka kerugian akan menimpa anda.
Anda tidak bisa menariknya kembali.
Juga, anda tidak bisa meminta “Uang Muka” untuk keesokan hari.
Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini.
Maka dari itu investasikanlah dengan baik menurut kehendak Allah
Jam terus berdetak,
Gunakan waktu anda sebaik-baiknya.
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal kelas.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.
Hargailah waktu yang anda miliki.
Semoga bermanfaat dan mari ingatkan sesama..
Senin, 10 Agustus 2015
jangan pernah pasrahkan pendidikan buah hati ke siapapun
Sedikit pengingat untuk Ayah-Bunda hebat di seluruh Indonesia, jangan pernah pasrahkan pendidikan buah hati ke siapapun.
Meski sudah disekolahkan ke tempat terbaik sekalipun, tetap bimbing dan beri buah hati kita pendidikan yang tidak pernah tergantikan oleh siapapun selain kita sebagai orang tua, apa itu?
Meski sudah disekolahkan ke tempat terbaik sekalipun, tetap bimbing dan beri buah hati kita pendidikan yang tidak pernah tergantikan oleh siapapun selain kita sebagai orang tua, apa itu?
Yaitu pendidikan akhlak dan karakter yang baik, yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW melalui contoh perilaku yang sehari-hari Ayah-Bunda tunjukkan pada buah hati tercinta...
Jumat, 07 Agustus 2015
Setiap anak itu unik
Setiap anak itu unik, tak ada satupun yang sama... oleh karenanya yuk Ayah-Bunda, kita perlakukan anak-anak kita sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya masing-masing...
..:: Share - Like - Comment ::..
yuk bantu sebarkan kebaikan ini
yuk bantu sebarkan kebaikan ini
Kamis, 06 Agustus 2015
Senin, 03 Agustus 2015
Ciri-ciri Orang Beriman
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal” (QS. Al Anfal: 2).
Silahkan "Bagikan" jika Video ini bermanfaat
======================
Silahkan "Bagikan" jika Video ini bermanfaat
======================
Langganan:
Postingan (Atom)