Perempuan
sebuah kata yang memiliki makna yang sangat dalam. Ketika seorang
perempuan menikah, lalu mempunyai seorang anak maka perempuan tersebut
bermetamorfosis menjadi seorang ibu. Di Jepang jabatan seorang ibu
sangatlah mulia. Banyak wanita-wanita Jepang yang lebih memilih
mengundurkan diri dari karir profesionalnya ketika mempunyai seorang
anak.
Mereka merasa lebih bahagia, tersanjung dan mulia dengan jabatan
dan tugasnya sebagai seorang ibu. Para wanita Jepang menganggap bahwa
mendidik seorang anak sama profesionalnya dengan para wanita pekerja.
Jika anda pernah tinggal dan berinteraksi dengan ibu-ibu di Jepang tentu
anda pernah mengenal istilah “Ryosai Kentro” yang artinya “istri yang
baik dan ibu yang arif”. Sebuah posisi strategis yang menggambarkan
peran dan tanggungjawab seorang ibu atas segala sesuatu yang terjadi di
dalam rumah tangga. Peran seorang ibu sebagai manajer rumah tangga
sekaligus motivator dan pendidik bagi anak-anaknya.
Lantas apa
motivasi para wanita Jepang sehingga rela melepas karir profesionalnya
dan lebih memilih sebagai manajer rumah tangga?
Jawabannya ada di
“Kyoiku Mama” yang dalam bahasa Arab lebih popular dengan sebutan “Ummu
Madrosatun” yaitu ibu pendidik sebagai tempat sekolah anak-anaknya.
Kyoiku Mama secara langsung terlibat dalam membangun pondasi pendidkan
bangsa Jepang. Kyoiku Mama lah yang meletakkan dasar pendidikan moral
dan perilaku sejak dini kepada anak-anaknya. Sebagai sekolah tempat
belajar anak-anaknya, seorang ibu harus membekali dan memperluas wawasan
keilmuan yang bermanfaat bagi anak-anaknya. Karenanya, membahas peran
wanita sebagai Kyoiku Mama atau Ummu Madrosatun bagaikan tarikan nafas
kita.
Apa yang kita rasakan ketika kita berhenti menarik nafas?
Disadari atau tidak menarik nafas terus menerus kita lakukan dalam
keadaan dan kondisi apapun. Kita tidak pernah bisa menahan nafas dalam
waktu yang lama bukan? Begitu pun pendidikan seorang ibu terhadap
anaknya, berlangsung secara terus menerus dan tidak pernah berhenti
hingga ajal menjemput.
Percaya atau tidak, masa depan anak-anak kita
sebenarnya telah ditentukan sejak dalam kandungan. Karena pendidikan
ibu sudah dilakukan sejak anak masih dalam kandungan. Sejak saat itu
kedekatan fisik dan emosional ibu dengan anaknya sudah terjalin secara
alamiah. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa kedekatan fisik dan
emosional seorang ibu pada anaknya merupakan salah satu aspek penting
keberhasilan pendidikan. Di sinilah peran penting seorang ibu terhadap
pendidikan usia dini. Dr. Keith Osborn dari Universitas Georgia Amerika
Serikat dan Pakar psikologi anak, Kak Seto, juga menyatakan bahwa usia
balita merupakan masa-masa sangat penting bagi perkembangan potensi
anak. Perkembangan potensi anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya,
karena anak dengan cepat menirukan dan belajar dari apa yang dilihat,
didengar dan dirasakan.
Ada yang mengatakan anak adalah “alat
perekam” yang canggih dan sempurna karena mampu merekam apa yang
dilihat, didengar dengan sempurna. Di sinilah peran ibu sangat amat
penting terhadap pendidikan anak, ia menjadi seorang A, B atau C adalah
karena orang tuanya. Karena itu sudah bukan rahasia lagi, jika dibalik
anak-anak yang hebat selalu ada ibu yang hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar